Minggu, 14 Juni 2009

KONSEP KESELAMATAN DALAM BERBAGAI AGAMA

MAKALAH PEDIDIKAN AGAMA KRISTEN

PERBEDAAN KONSEP KESELAMATAN

DALAM PANDANGAN BERBAGAI AGAMA

Disusun Guna Memenuhi Tes Akhir Semester II

Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen


Disusun oleh:

Nama : Arief Setiyawan

Nim : 292008081

Kelas : G

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2009

PERBEDAAN KONSEP KESELAMATAN

DALAM PANDANGAN BERBAGAI AGAMA

1. KONSEP KESELAMATAN DALAM KRISTEN

Biasanya setiap orang Kristen berpendapat bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus, bahkan lebih sempit lagi tidak ada keselamatan di luar gereja. Adapun dasar yang dipakai adalah Yohanes 14:6: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Yesuslah jalan itu dan di luar Dia manusia akan tersesat. Banyak orang yang berbicara tentang kebenaran, tetapi hanya Yesuslah yang dapat mengatakan Akulah kebenaran itu. Orang lain mengajarkan tentang jalan kehidupan, tetapi hanya dalam Yesus orang menemukan kehidupan itu. Karena itu hanya Dia saja yang dapat membawa manusia kepada Tuhan.

Yesus telah menyelamatkan setiap orang di muka bumi ini dengan penyalibannya 2000 tahun yang lalu dan bila seseorang menerima Yesus saat ini sesungguhnya orang tersebut sudah diselamatkan 2000 tahun lalu, namun orang tersebut baru mengulurkan tangannya saat ini untuk bersatu dengan Yesus, sementara banyak orang lain belum mau menerima atau menyangkal penebusan yang dilakukan Yesus 2000 tahun yang lalu. Selanjutnya dalam sisa hidupnya orang tersebut tinggal menjalankan saja petunjuk-petunjuk sesuai dengan yang diajarkan Yesus maka orang tersebut akan selamat hingga akhirnya, di saat kematian menjemputnya.

(Efesus 2:8-9)
Segala usaha manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri adalah sia2.Baik Agama ,kesalehan,Ilmu Pengetahuan dan perbuatan baik mustahil untuk menebus dosa2 kita.Manusia tidak dapat diselamatakan dan masuk sorga dengan usahanya sendiri.Keselamatan adalah Anugerah Alah Semata-mata

(Yohanes 3:16)
Tetapi Allah mengasihi orang berdosa.Allah mengutus Yesus untuk memikul dosa manusia di kayu salib(1 petrus 2:24).Siapa yang percaya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat akan menerima anugerah keselamatan(Roma 10:9-10).Hal inilah yang banyak disangkal karena kebanyakan orang tidak percaya bahwa hanya dengan percaya Yesus akan memperoleh keselamatan banyak orang bilang"Gak mungkin" dan malah mencari jalan susah untuk memperoleh keselamatan padahal Jalan susah itu tidak akan membawa pada keselamatan.

Kesimpulan dari pernyataan yang kita dapat dari pernyataan dan ayat-ayat diatas mengmukakan bahwa menurut ajaran Kristen juru selamat atau yang bisa menyelamatkan manusia dari siksa dan dosa adalah Yesus. Dalam Yesus, seseorang telah diselamatkan oleh penderitaannya di tiang salib, jadi pengikutnya tinggal menjalani saja perintah-perintahnya dan jangan sampai kejeblos lagi dalam lubang dosa, hingga ajal menjemputnya.

2. KONSEP KESELAMATAN DALAM ISLAM

Ajaran Islam meletakkan tatanan kehidupan negara dan masyarakat yang berpijak pada kebenaran hakiki (hukum Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW). Dengan pola pijakan keadilan dan ihsan. Pijakan tersebut akan menggerakkan pada semua aspek perjuangan hidupnya baik ekonomi maupun hukum serta sains dan teknologi demikian pula kehidupan pemerintah dan sosial kemasyarakatan, sehingga terbangun tatanan silaturahmi (interaksi islami) dengan pola kehidupan yang memuaskan serta memberi nilai tambah kemanusiaan yang hakiki yakni kehormatan. Tatanan kehidupan inilah yang disebut menyelamatkan, dan tentunya searah dengan arti Islam dalam pendekatan arti. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Pola dan sistem Islam terbangun untuk kemaslahatan manusia dan alam lingkungannya, sehingga diperoleh kehormatan serta kebahagiaan kehidupannya. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT :

(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (An-Nahl : 90).

Perintah Allah tersebut, hendaknya dapat ditegakkan pada semua aspek tatanan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Sehingga sosial ekonomi, hukum dan pemerintahan bergerak secara positif bagi kemaslahatan kehidupan manusia dan lingkungannya yang berajak dari keadilan yang bernuansa kebajikan, untuk kehidupan yang penuh rasa syukur dan keharmonisan pada semua kegiatan, yang pada akhirnya akan membuahkan hasil bagi semua manusia rasa memperoleh kehormatan dan kehidupan yang membahagiakan. Itulah sebabnya dikatakan Islam membawa Rahmat itu akan dirasai pula oleh mereka di luar Islam. Tidakkah kehidupan dewasa ini penuh dengan penyimpangan dan bahkan dapat dikatakan manusia banyak yang hilang kehormatannya karena melakukan perbuatan yang hina (menipu, merampok, dan bahkan membunuh) semua itu jika ditelusuri, karena mereka tidak harmonis dan tidak memperoleh kepuasan dalam kehidupannya, dan penyebab dari ketidak puasan itu adalah ketidak adilan dan tidak diperolehnya kebajikan, bahkan kita hendaknya berani menyatakan karena jauh atau lepas dari sistem Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW.

Konsepsi Islam sebenarnya untuk menyelamatkan manusia dan alamnya, dan tidak mungkin ada konsep yang dapat menandinginya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

(Ajaran Islam senantiasa utama dan tidak akan ada yang mengunggulinya)

Sabda Rasulullah SAW tersebut dibuktikan oleh Umar bin Khattab, saat mencapai kesuksesan yang demikian mengagumkan ( kesejahteraan ekonomi, keamanan dan keadilan, serta penguasaan Palestina dan berbagai belahan dunia ) saat diberi pujian, beliau menjawab sesungguhnya yang hebat dan seharusnya kalian kagumi adalah konsepsi Islam. Sesungguhnya kalian akan terhormat dan disegani jika benar-benar berpijak pada Islam dan sebaliknya, kalian akan hina karena melepaskan pijakan Islam. Hal ini sebaliknya bagi penganut ajaran agama lain.

Dari aspek Iptek, Islam telah mengantar perubahan peradaban manusia dengan berbagai temuan dan terapan berbagai ilmu pengetahuan dasar, sehingga berbagai permasalahan manusia dapat teratasi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Al-Ghazali (1990), perkembangan IPTEK setiap hari mengukuhkan keyakinan kita akan kebenaran Nas Al-Qur’an yang telah meletakkan fikiran manusia pada iklim saintifik serta membentangkan kondisi-kondisi yang diperlukan. Obyek Al-Qur’an adalah untuk membentuk manusia dalam melaksanakan tanggung jawab kekhalifahan, memakmurkan bumi melalui penyingkapan sunnah, penguasaan dan penggunaan serta berurusan dengan baik bersama Al-Qur’an. Orang mu’min dituntut untuk berfikir, melihat perubahan yang terjadi dan melakukan percobaan serta memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia (motivasi amal sholeh) sehingga terdapat perbedaan mendasar dengan motivasi dan perilaku orang-orang kafir.

Adapun aspek posisi ummat Islam, tentunya akan kembali kepada kesadaran ummat Islam sendiri, sejauh mana mereka sadar akan Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk dijadikan pedoman. Sebagaimana Firman Allah SWT,

(Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah mengutus dari mereka sendiri seorang Rasul, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dengan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya dalam kesesatan nyata). (Ali Imran : 164)

(Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkannya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi). (Al-Fath : 28)

( Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku serta telah Ku-ridhai Islam menjadi agamamu). (Al-Maidah : 3)

( Sesungguhnya kutinggalkan kepadamu dua perkara yang engkau tidak akan sesat sedikitpun, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Ayat dan Hadist tersebut di atas menegaskan kesempurnaan konsepsi Islam dalam menata dan memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan manusia, pada semua aspek kehidupan dunia. Hal ini ternyata merupakan kepastian bagi keselamatan manusia jika mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT serta doa yang telah dijabarkan dan dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Kepastian keselamatan inilah yang merupakan identitas dari Ajaran Islam. Yakni keselamatan bagi mereka yang menerima dan mengamalkannya. Hanya saja sejauh mana manusia menyadarinya secara utuh, agar dapat memperoleh manfaat atau ni’mat secara utuh pula. Hal ini telah ditegaskan dalam firman Allah SWT:

Ayat.........

(Wahai orang-orang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaffah dan janganlah engkau mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya dia musuh yang nyata bagimu). (Al-Baqarah : 208).

Rasulullah SAW beserta sahabat-sahabatnya, terutama khulafaur rasyidin yang konsisten dengan petunjuk Allah SWT. Sehingga kehormatan hidup mereka didambakan oleh ummat Islam. Allah memberi pujiannya sebagaimana firman Allah pada surat Al-Fath ayat 29

(Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu, lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu memberikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnyakarena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka pahala dan ampunan yang besar). (Al-Fath : 29).

Kesimpulan dari konsep keselamatan dalam agama Islam yaitu manusia bisa selamat jika beriman dan bertaqwa ,memenuhi dan menjalankan Rukun ISLAM (5) dan Rukun IMAN (6) . Dalam hal ini manusia yang merupakan Umat Muhammad SAW sudah pasti suatu saaat di akhirat akan merasakan neraka Jahanam yaitu tempat Umat Nabi Muhammad yang melakukan dosa. Masuk neraka dalam arti membersihkan dosa yang ada kemudian setelah bersih akan di tempatkan di Surga.

Untuk masuk surga tidaklah mudah karena manusia bisa masuk surga jika timbangan amal kebaikan lebih besar daripada timbangan keburukan. Dasar agama Islam tidak dari Al Qur’an saja tetapi juga Al Hadist dan As Sunnah. Kita tahu semua makhluk Allah SWT pasti punya dosa ada sebuah yang kisah ditulis dalam Al hadist, seorang sahabat Rasul berdoa kepada Allah SWT karena merasa sangat banyak dosanya.

” Ya Allah Ya Gaffar aku mennghadap bersimpuh kepadamu Ya Allah, begitu banyak dosa yang hamba lakukan, Ya Allah hamba rela Kau masukkkan hamba d neraka selama 100 tahun, hambapun rela Kau masukkan neraka 1000 tahun dan hambapun rela kau masukkan neraka selama 10.000 tahun, tapi satu Ya Rab jangan Kau masukkan hamba ke neraka untuk selamanya.

Itulah pernyataan yang menyatakan bahwa setiap manusia punya dosa yang harus di tebusnya sendiri .

3. KESELAMATAN DALAM AGAMA BUDHA

Sekilas Tentang Sejarah Budha.

Gautama Buddha dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sansekerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harafiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni atau Sakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata.

Sekilas Riwayat Hidup Siddharta Gautama

i. Kelahiran

Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya angat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, tempat yang dipijakinya tumbuh bunga teratai. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala diramalkan bahwa Pangeran Siddharta kelak akan menjadi Maharaja Diraja atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan pasti meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa, atau ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah:

1. Orang tua,

2. Orang sakit,

3. Orang mati,

4. Seorang pertapa.

ii. Masa dewasa

Ketika beliau berusia 29 tahun, putera pertamanya lahir dan diberi nama Rahula. Setelah itu Pangeran Siddharta meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alära Käläma dan kemudian kepada Uddaka Ramäputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrim itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung.

Kata-kata pertapa Asita membuat Baginda tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian. Sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi.

Suatu hari Pangeran Siddharta meminta ijin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Sehingga Pangeran Siddharta bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut.

Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa.

Keselamtan dalam Agama Budha

Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna) yang diwujudkan oleh sabda Buddha Gautama, "Penderitaanmu adalah penderitaanku, dan kegembiraanmu adalah kegembiraanku." Manusia adalah pancaran dari semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat menuntunnya kepada Pencerahan Sempurna.

Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu

1. Berusaha menolong semua makhluk.

2. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.

3. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.

4. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.

Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu

· Tubuh (kaya) : pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah.

· Ucapan (vak) : penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.

· Pikiran (citta) : kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah.

Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Bagaikan hujan yang jatuh tanpa membeda-bedakan, demikianlah "Cinta Kasih seorang Buddha". Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna". Sang Buddha adalah ayah dalam kasih sayang dan ibu dalam cinta kasih.

Seorang Buddha memiliki sifat-sifat luhur sebagai berikut:

1. Bertingkah laku baik;

2. Berpandangan hidup luhur;

3. Memiliki kebijaksanaan sempurna;

4. Memiliki kepandaian mengajar yang tiada bandingnya;

5. Memiliki cara menuntun dan membimbing manusia dalam mengamalkan Dharma.

Buddha Gautama memelihara semangatNya yang selalu tenang dan damai dengan melaksanakan meditasi. Sang Buddha membersihkan pikiran mereka dari kekotoran bathin dan menganugerahkan mereka kegembiraan dengan semangat tunggal yang sempurna. Jangkauan pikiran Sang Buddha melampaui jangkauan pikiran manusia biasa. Dengan kebijaksanaan yang sempurna, Buddha Gautama dapat menghindarkan diri dari sikap-sikap ekstrim dan prasangka, serta memiliki kesederhanaan. Oleh karena itu Beliau dapat mengetahui dan mengerti pikiran dan perasaan semua orang dan dapat melihat yang ada dan yang terjadi di dunia dalam sekejap, sehingga mendapatkan julukan seorang yang telah Mencapai Pencerahan Sempurna (Sammasam-Buddha) dan Yang Maha Tahu (Sugata).

Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah didalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Beliau dapat berkhotbah kepada semua orang, kapanpun dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri.

Buddha Gautama bersabda, "Hanya dengan jalan melalui kepercayaan, keyakinanlah, mereka akan dapat mengikuti ajaranKu. Karena itu setiap orang hendaknya mau mendengarkan ajaranKu, kemudian menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari."

Kesimpulannya Agama Budah mengajarkan umatnya untuk meniru sifat-sifat luhur Budha mengamalkan Dharma , agar mereka memperoeh pencerahan yang sempurna.

Budha pernah berkhotbah yang isinya antara lain :

· Percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan Ajaran Sang Buddha;

· Jadikanlah Ajaran Sang Buddha (Dharma) sebagai pencerahan hidup;

· Segala sesuatu tidak ada yang kekal abadi;

· Tujuan dari Ajaran Sang Buddha (Dharma) ialah untuk mengendalikan pikiran;

· Pikiran dapat menjadikan seseorang menjadi Buddha, namun pikiran dapat pula menjadikan seseorang menjadi binatang;

· Hendaknya saling menghormati satu dengan yang lain dan dapat menghindarkan diri dari segala macam perselisihan;

· Bilamana melalaikan Ajaran Sang Buddha, dapat berarti belum pernah berjumpa dengan Sang Buddha.

· Mara (setan) dan keinginan nafsu duniawi senantiasa mencari kesempatan untuk menipu umat manusia;

· Kematian hanyalah musnahnya badan jasmani;

· Buddha yang sejati bukan badan jasmani manusia, tetapi Pencerahan Sempurna;

· Kebijaksanaan Sempurna yang lahir dari Pencerahan Sempurna akan hidup selamanya di dalam Kebenaran;

· Hanya mereka yang mengerti, yang menghayati dan mengamalkan Dharma yang akan melihat Sang Buddha;

· Ajaran yang diberikan oleh Sang Buddha tidak ada yang dirahasiakan, ditutup-tutupi ataupun diselubungi.

Manusia bisa terhindar dari penderitaan dengan

. Ber-PENGERTIAN BENAR 2. Ber-PIKIRAN BENAR 3. Ber-UCAPAN BENAR 4. Ber-PERBUATAN BENAR 5. Ber-MATA PENCAHARIAN BENAR (umat biasa)/PENGHIDUPA BENAR (bhikkhu,bhikkhuni,samanera,dan samaneri) 6. Ber-USAHA BENAR 7. Ber-PERHATIAN BENAR 8. Ber-KONSENTRASI BENAR

4. KESELAMATAN DALAM AGAMA HINDU

Adalah kewajiban bagi setiap orang untuk mendedikasikan (membaktikan) hidupnya, intelejensi (kepandaiannya), kekayaannya, kata-katanya, dan pekerjaannya bagi kesejahteraan mahluk lain"
(Bhagawata Purana : 10.22.35)

Tujuan hidup manusia menurut Weda adalah kebahagiaan yang di dalamnya tekandung makna kesejahteraan, ketertiban, keselamatan dan kebebasan. Secara
khusus tujuan hidup ini dirumuskan sebagai Catur Purusaartha, yaitu dharma, artha, kama dan moksha.
Untuk mencapai tujuan ini Weda menekankan pada upaya-upaya ritual (karmakanda). Upanisad lebih menekankan pada pencapaian kebebasan individu (jivanmukti) melalui jnana yoga, khususnya pengetahuan tentang Brahman dan atman. Bagawad Gita menjadikan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat (lokasamgraha) yang dicapai melalui karmayoga sebagai ajaran sentralnya.
(Narayan Champawat).. Lokasamgraha mengisyaratkan, adanya kesadaran sosial dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa pencapaian masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupun spiritual, memerlukan adanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, (bahasa Bali "salunglung sabayantaka"), atau kesalingterhubungan dari seluruh pemeluk HinduKesadaran, solidaritas sosial dan kesalingterhubungan ini melintasi klan, soroh, marga, dadia, padarman, suku bangsa. Dengan kata lain, setiap pemeluk Hindu, dimanapun dia berada, apapun klan, marga atau suku bangsanya adalah saudara bagi pemeluk Hindu lainnya. Penderitaan seorang pemeluk Hindu, adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu lainnya. Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah juga kebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya. Solidaritas keumatan ini, dalam masyarakat Hindu di Bali disebut "suka duka".
Doktrin Etik Hindu

Doktrin-doktrin etik (ethical doctrines) pemeluk Hindu didasarkan atas ajaran Upanishad dan pustaka suci tingkat kedua lainnya, seperti Smerti, Itihasa dan Pruana lainnya, yang semuanya bersumber pada otoritas Weda. Sekalipun penekannya pada etika subyektif, Upanisad tidak menolak nilai-nilai dari etika sosial. Misalnya disebutkan : "Seperti bau (harum) yang yang diterbangkan sampai jauh dari sebatang pohon yang dipenuhi bunga, demikian juga aroma perbuatan baik tercium sampai jauh." Beberapa dari kebajikan sosial (social virtues) ini adalah antara lain "keramahan terhadap tamu (hospitality), sopan santun (courtesy), dan kewajiban pada istri, anak-anak dan para cucu
Tindakan-tindakan etik yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial diperintahkan kepada siapa saja yang mengidentifikasikan dirinya dengan dunia dan sadar akan tanggung jawab sosial mereka. Tanpa pengendalian etika, akan terjadi kekacauan, yang akan merusak pengembangan kebajikan spiritual. Menurut Upanisad, para dewa, yang merupakan penjaga dari masyarakat, menaruh halangan di jalan orang-orang yang mencari kebebasan dari samsara, atau dunia relatif ini tanpa terlebih dahulu melaksanakan tugas dan kewajiban sosial mereka.

Setiap manusia normal yang dianugrahi dengan kesadaran sosial (social consciousness) mempunyai paling sedikit tiga kewajiban untuk dilakukan : membayar hutang kepada Tuhan dan para dewa; kepada para Reshi, dan kepada
para leluhur. Pelaksanaan dari etika sosial, dalam ukuran yang luas, telah melindungi masyarakat Hindu dari serangan yang berupaya menghancurkannya.

Keadilan dan Kesejahteraan Sosial

Bahkan filosofi Hindu Wedanta mengandung ajaran tentang kedailan sosial. Advaita Wedanta, yang bersifat monisme, menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah Tuhan. Sesuai dengan filosofi ini Tuhan adalah lautan dan jiwa individu adalah ombak dari lautan, yang memiliki identitas sementaranya sendiri, tapi tetap sebagai bagian dari lautan. Sesuai dengan filosofi lainnya, Dwaita, atau dualisme, Tuhan dan manusia adalah terpisah; manusia seperti kendi tanah yang diisi air yang diambil dari lautan yang sama yang adalah Tuhan. Esensi dari hidup- prinsipnya atau kesadaran dari tiap orang adalah sama.

Kedua konsep ini akan menghasilkan kesadaran bersama yang membuat kita empaty terhadap penyakit dan penderitaan orang lain. Karena kita tidak saja identik, tetapi sama dengan orang lain. Oleh karena itu kita seharusnya tidak segan untuk menolong orang lain. Tetapi ada perbedaan yang lebar antara ide utama dari filosofi Hindu dan tingkah laku sosial Hindu. Jurang yang lebar antara si kaya dan miskin, dan orang kaya yang tak berperasaan kepada si miskin berlawanan dengan prinsip dari filosofi Hindu. Demikian juga membuat upacara besar dengan biaya mahal, sementara kita acuh tak acuh dengan umat lain yang tidak mampu, adalah berlawanan dengan filosofi Hindu.
Setiap umat Hindu harus empati terhadap kebutuhan orang lain, karena merupakan bagian dari yang lainnya; sebenarnya mereka merupakan bagian dari Tuhan yang sama.
Sarasamuccaya menyebutkan : "dhaarmarthakammamoksanam poranah samsthiitihewanatavah an nighanata kin na hatam raksa bhutahitartha ca" (Sarasamuccaya : 135). Artinya : oleh karenanya usahakanlah kesejahteraan makhluk itu jangan tidak menaruh belas kasihan kepada segala makhluk, karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap terjamin tegaknya catur purushaarta, empat tujuan hidu, yaitu dharma, artha, kama dan moksha; jika mau mencabut
nyawanya mahkluk betapa itu tidak musnah olehnya; demikianlah orang yang menjaga kesejahteraan makhluk itu, dia itulah yang disebut menegakkan catur warga (catur purusharta); dinamakan abhutahita, jika sesuatunya itu tidak terjaga atau terlindungi olehnya.

Selanjutnya Sarasamuccaya mengatakan : "dhanani jivitam caica parathe prajna utasrajet, sannimittaan varam tyago viace niyate sati" (Sarasamuccaya : 175). Artinya : "Maka tindakan orang yang tinggi pengetahuannya, tidak sayang merelakan kekayaannya bahkan nyawanya sekalipun, jika untuk kesejahteraan umum; tahulah dia bahwa kematian pasti datang dan tidak ada sesuatu yang kekal; oleh karena itu adalah lebih baik berkorban demi untuk kesejahteraan umum."
Dalam Agama Hindu konsep keselamatan dipandang dari segi berbuat baik kepada sesama manusia kepada istri, kepada, anak , cucu. Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, tidak boleh menghina, mengamalkan ilmu yang di miliki untuk ornang lain.

Adalah kewajiban bagi setiap orang untuk mendedikasikan (membaktikan) hidupnya, intelejensi (kepandaiannya), kekayaannya, kata-katanya, dan pekerjaannya bagi kesejahteraan mahluk lain"
(Bhagawata Purana : 10.22.35)

5. KESELAMATAN DALAM AGAMA KONGHUCU

Dalam Agama Khonghucu konsep Ketuhanannya adalah Monoteis, artinya Esa atau tunggal. Ini tercermin dalam menyebut nama Tuhan d engan Thian atau dalam bahasa kitabnya disebut dengan Tien ini terdiri dari 2 (dua ) akar kata yaitu Iet atau tunggal/esa dan =Tay atau besar, jadi seluruh huruf ini berarti Satu yang maha besar dan dengan kata lain : Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut di atas dibuktikan secara jelas dalam ajaran Agama Khonghucu, misalnya : Dalam Delapan Keimanan atau Pat Sing Ciam Kwie bagian pertama : Sing Sien Hong Thian = Sepenuhnya Iman Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, begitu pula di dalam doa umum maupun doa upacara kematian/Song Su dan doa upacara pernikahan/Hoo Su, selalu terlebih dulu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar Ditempat yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar ditempat Yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut : Dengan Bimbingan Nabi Khongcu, serta diakhiri dengan ucapan : Sian Cay, yang artinya semoga demikianlah sebaiknya. Juga diimplementasikan /dijabarkan dalam ucara besar kehadirat Thian Yang Maha Esa :

1. King Thi Kong/ Sembahyang Besar Tuhan Allah Iemlik bulan I tanggal 8 menjelang tanggal 9, dilaksanakan saat Cu Si Pk 23.00-01.00.

2. Cio Thao/Sembahyang Kehadirat Thian YME, yang dilakukan mempelai sebelum bertemu dengan pasangannya,waktunya antara Pk 03.00 pagi, di rumah masing-masing calon mempelai.

3. Sam Kay/Sembahyang Kehadirat Thian YME,saat mempelai bertemu satu dengan lainnya. Sebelum mempelai menerima Liep Gwan Perinahan di Lithang.

Ibadah kehadirat Thian Yang Maha Esa yang berkaitan pula ibadah kepada Nabi dan Para Suci antara lain :

1. Ibadah Siang Gwan/Cap Go Meh, setiap Iemlik bulan pertama tanggal 15 malam, dikala bulan purnama raya. Karena Ibadah siang Gwan Siauw ini melambangkan saat mulai diturunkan berkah Thian atas penghidupan dalam tahun baru yang bersangkutan, maka biasa dilakukan upacara sembahyang besar bagi Para Suci/Sien Bing untuk keselamatan serta perlindungan masyarakat luas. Baik dalam kehidupan maupun penghidupannya.

2. Ibadah Twan yang/Hari Kehidupan, dilaksanakan pada Iemlik bulan V tanggal 5, pada saat Ngo Si, antara Pk 11.00 -13.00 ; di samping Ibadah besar kehadirat Thian juga menghormati khut Gwan para suci yang semasa hidupnya telah mewujudkan secara nyata Satyanya keapda Tuhan maupun bangsa dan negaranya.

3. Ibadah Tangcik/Hari Genta Rohani (Bok Tok), Cie Ya Sing Kie Sien. Dilaksanakan pada tanggal 22 desember, dikala matahari terletak pada garis balik 23 1/2 derajat Lintang Selatan, saat Ien Si antara Pk 03.00 -05.00. Di samping sembahayang besar kehadirat Thian dengan altar King Thi Kong yang sesaji tabu diganti sepasang bambu kuning yang melambangkan keabadian, juga ada disajikan khusus ronde/onde dengan kuah jahe manis sebanyak 3 mangkuk @ 12 ronde kecil merah dan putih serta ditengahnya diberi satu ronde merah besar yang melambangkan rakhmat Thian YME yang dilimpahkan selama satu tahun yang terdiri dua belsa bulan ! Ibadah ini juga memperinagti awal Nabi Khongcu melakukan tugas kenabiannya serta pula memperingati wafat Ya Sing Bincu Penegak Agama Jie yang konsekwen dengan ajaran Nabi ! **

Ajaran Konghucu lebih banyak mengajarkan untuk bersembayang untuk memperoleh keselamatan, selain itu juga sama dengan agama lain mengajarkan untuk berbuat baik kepada semua makhluk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dep.Agama RI. AL QURA’AN DAN TERJEMAHANNYA :1982. Jakarta

2. www.Google.co.id. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Khonghucu
Oleh BS .Tanjung Pahala

3. www.google.co.id. Artikel tentang pluralisme agama dalam perspektif kristen oleh Bedjo ,SE. ,M., DIV.

4. www.google.co.id. Apakah Ada Keselamatan di Luar Yesus Kristus?

Oleh : Pdt. DR. Budyanto

5. www.google.co.id.keselamatan dalam Hindu RS Lemuel